Jumat (25/12) umat Kristiani dari seluruh dunia merayakan hari lahirnya sang juru selamat yaitu Tuhan Yesus Kristus. Perayaan Misa Natal ini dilaksanakan secara daring dan luring, mengingat kondisi yang belum memungkinkan untuk melaksanakan Perayaan Ekaristi seperti dulu. Namun, umat wilayah Kotabaru patut bergembira karena dapat merayakan hari gembira ini di Gereja secara luring. Jadwal Perayaan Misa Natal pagi dibagi menjadi dua, yaitu pukul 07.00 WIB yang dipimpin oleh Rm. Floribertus Hasto Rosariyanto, SJ, Fr. Andreas Aryono Mantiri, SJ, dan Fr. Antonius Bagas Prasetya Adi Nugroho, dan pukul 09.30 WIB yang dipimpin oleh Rm. Ferdinandus Effendi Kusuma Sunur, SJ, Diakon Martinus Juprianto Bulu Toding, SJ, dan Fr. Vincentius Doni Erlangga Satriawan, SJ.

Rm. Hasto mengawali perayaan Ekaristi ini dengan mengajak kita untuk bersyukur karena dapat berkumpul di Gereja dan menghadap Tuhan secara langsung ditengah pandemi ini. Ia juga berharap bahwa melalui perayaan iman ini, semua yang hadir mampu melanjutkan perjalanan dan melangkah maju tanpa kehilangan harapan karena Allah selalu menyertai. Hal ini berkaitan juga dengan homili yang disampaikan oleh Rm. Hasto. Beliau membandingkan perayaan Natal tahun lalu yang mana umat bebas dalam memilih Gereja, jam, dan bahkan dengan siapa ingin merayakan Perayaan Ekaristi, dengan tahun ini yang segala sesuatunya telah diatur dan terbatas. Namun, beliau berharap ditengah keterbatasan dan krisis yang terjadi akibat pandemi ini, umat manusia justru mampu untuk melangkah menuju perubahan yang lebih baik.

“Natal adalah saat dimana Allah mengingatkan kita betapa Ia mencintai kita dan tidak membiarkan kita untuk hidup sendiri. Oleh karena itu, ditengah pandemi ini pun kita juga diingatkan bahwa kita harus bekerja sama, memperkuat solidaritas untuk melawan keterbatasan. Pandemi tidak boleh memadamkan nyala dari lilin Natal.” Begitulah ucap Rm. Hasto

Sejalan dengan Rm. Hasto, Rm. Effendi juga menyampaikan hal yang sama terkait Natal. Beliau mendeskripsikan Natal sebagai sebuah penanda bahwa umat manusia diselamatkan oleh Allah dan bukan karena perbuatan baik yang telah dilakukan. Sama halnya dengan situasi sekarang, Rm. Effendi percaya bahwa orang beriman akan mencari alasan dibalik kenegativitasan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup atau dengan kata lain mencari cahaya ditengah kegelapan. Kemudian ia menceritakan tentang pengalaman hidupnya, dimana ia harus memilih jalan yang telah ditentukan oleh Tuhan, meskipun ia memiliki jalannya sendiri. Pada akhirnya ia sadar bahwa dibalik jalan yang tidak ia kehendaki itu ada rencana besar yang Tuhan siapkan untuk dirinya.

Meskipun dengan banyaknya aturan dan pembatasan yang ada, hal ini tidak menyurutkan antusias dan semangat untuk menyambut Natal. Baik dari umat di lingkungan maupun dari para petugas. Seperti Ibu Christina dari lingkungan Benadetta dan mbak Uly dari tim Liturgi yang mengikuti Misa Natal di Kotabaru. Keduanya mengatakan sungguh bahagia dan merasa bisa lebih merasakan suasana Natal ditengah keterbatasan ini. Tak lupa, mereka juga berharap keadaan akan semakin membaik dan Gereja Antonius Padua Kotabaru mampu untuk terus bergerak memberikan pelayanan yang terbaik untuk umat.

Maria Ludwina

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Open chat
Kontak Sekretariat
Silahkan klik untuk chat dengan sekretariat