Secara umum, kita mengalami desolasi ketika kehilangan iman, harapan, dan kasih, jauh dari Tuhan, serta mengalami campuran dari gelisah, tertekan, bosan, loyo, takut, khawatir, dan tertutup. Berikut ini adalah karakter dari desolasi:

  1. Lemahnya iman, harapan, dan kasih

Kita mengalami desolasi ketika diri kita dipenuhi oleh kekhawatiran yang tidak masuk akal, kebingungan, kenikmatan semu, atau ketidakjelasan tujuan hidup. Dalam situasi itu biasanya kita kurang percaya pada penyertaan Tuhan (lemah dalam iman), mudah putus asa (lemah dalam harapan), dan kurang memperlakukan diri dan orang lain dengan baik seperti marah, cuek, atau menyakiti (lemah dalam kasih). Maka kita perlu mengecek apakah pikiran, perasaan, tindakan, atau keinginan-keinginan kita itu mengarahkan pada berkembangnya iman, harapan, dan kasih atau tidak. Jika tidak, kita berada dalam desolasi.

  1. Merasa jauh dari Tuhan

Kita mengalami desolasi juga ketika kita merasa sendiri, merasa ditinggalkan oleh Tuhan. Ketika kita berada dalam masalah, kadang kita tidak bisa merasakan Tuhan yang hadir dan membantu meskipun Tuhan tetap menyertai kita. Doa kita lalu terasa kering, formalitas, dan menjenuhkan.

  1. Penuh dengan keresahan dan kegelisahan

Dalam situasi ini, hati kita tidak tenang. Rasa takut, marah, malas, dan lainnya akan mengganggu kita. Jika perasaan-perasaan itu membuat kita pesimis dalam hidup ini, kita berada dalam desolasi. Perasaan-perasaan negatif ini sebenarnya sesuatu yang manusiawi. Godaan dan cobaan selalu akan ada dalam hidup kita. Yang penting adalah sikap kita terhadap perasaan negatif tersebut. Kita bisa mengendalikan sikap kita terhadap perasaan itu.

  1. Mengalami kebingungan

Merasa bingung adalah hal yang biasa karena banyak hal yang tidak pasti dalam hidup ini. Kebingungan menjadi desolasi ketika kita menjadi sedih berlebihan atas kebingungan tersebut. Dalam situasi ini, orang kehilangan arah atau tujuan hidupnya. Maka orang tersebut perlu melihat kembali cita-cita atau mimpi yang ingin dicapainya supaya bisa lepas dari rimba kebingungan.

  1. Penuh kebosanan dan kelesuan

Benci bukanlah lawan dari cinta. Lawan dari cinta adalah ketidakpedulian. Orang yang bosan atau lesu adalah orang yang sudah tidak peduli lagi dengan macam-macam hal. Orang ini berada dalam desolasi yang akan menghambatnya untuk berkembang karena tidak ada semangat atau kehendak untuk menjadi lebih baik dalam dirinya.

  1. Penuh ketakutan dan kekhawatiran

Dalam Injil, banyak nasihat untuk tidak takut melakukan kehendak Allah. Rupayanya ketakutan adalah halangan terbesar bagi umat beriman dalam melaksanakan kehendak Tuhan. Meskipun rasa takut dan khawatir bisa menjadi motivasi untuk bertindak, tetapi rasa itu membuat kita tidak fokus pada Tuhan. Ketika takut, kita akan fokus pada rasa takut itu sendiri. Dan rasa takut itu membuat kita ada dalam desolasi.

  1. Penuh kerahasiaan

Dalam desolasi kita akan digoda untuk menyembunyikan segala persoalan kita. Kita jadi tidak percaya pada orang lain, malu untuk mengakui, atau merasa tidak punya waktu untuk bercerita pada orang yang sebenarnya bisa membantu kita.

  1. Konsolasi semu

Konsolasi semu adalah perasaan, pikiran, dan motivasi yang tampak bagus dan suci awalnya, tetapi akhirnya tidak membawa tindakan yang dikehendaki Tuhan. Misalnya, saat musim ujian, kita malah banyak berdoa dari pada belajar. Berdoa adalah hal yang baik tetapi ketika dilakukan lebih banyak saat ujian menjadi kurang tepat. Atau orang tua menyayangi anaknya dengan menuruti keinginan anaknya itu sehingga sang anak tidak bisa hidup mandiri.

  1. Kombinasi

Karakter-karakter di atas bisa saling bergabung. Misalnya, kita bisa mengalami desolasi penuh ketakutan dan kekhawatiran sehingga mengalami kebingungan dan tidak ingin menceritakan kepada orang lain karena takut ditertawakan.

Sumber: Mark E. Thibodeaux, SJ, God’s Voice Within, Chicago: Loyola Press, 2010, hlm. 15-42.

Win SJ

 

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Open chat
Kontak Sekretariat
Silahkan klik untuk chat dengan sekretariat